Sejarah
Pondok Pesantren Putri Roudhotul Jannah merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang berada di daerah sekitar lingkungan kampus UIN Malang. Pondok ini berada di Jl.Joyosuko Metro Gang IV Kav.17. Menempati lahan seluas 210 m2.dengan bangunan 3 lantai.
Tujuan didirikannya pondok pesantren putri Roudhotul Jannah adalah untuk mengembangkan ilmu pada generasi muda muslimah khususnya pemahaman ajaran Islam dan pengetahuan praktis, maupun pengamalannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Awalnya, pada tahun 2015 pondok pesantren putri Roudhotul Jannah merupakan sebuah Griya Muslimah yang dihuni oleh mayoritas mahasiswi kampus UIN Malang. Nama GMAA merupakan singkatan dari (Griya Muslimah Adibah Aisyah). Adibah Aisyah diambil dari nama anak pertama dan kedua dari pengasuh yang masih berusia 7 tahun dan 2 tahun pada tahun 2015.
Dari sejak GMAA, pengasuh sudah berkeinginan bahwa rumah kos yang dibangun adalah rumah kos plus-plus. Plusnya yaitu adanya jamaah sholat, taklim, dan juga kebersamaan, dan menghindari individualisme seperti rumah kos pada umumnya. Saat awal GMAA, takdir Allah dipertemukan dengan mahasiwa mahasiwa HTQ Malang, yang membutuhkan tempat tinggal agar dapat lingkungan yang kondusif untuk menghafal Qur’an. Dari 80 orang penghuni GMAA ada kurang lebih 20 orang anggota HTQ. Alhamdulillah pengasuh mendapatkan banyak bantuan pemikiran dari anggota HTQ hingga terlahirnya pesantren. Pada awal mula GMAA, kegiatan sholat jamaah dan taklim sangat dipadati, semua
berjalan dengan sangat semarak, halini bisa dipahami karena mayoritas penghuni GMAA yang alumni Mabna UIN Malang, mempunyai ghiroh yang sangat kuat untuk tetap mempertahankan kebiasaan kebiasaan baik yang telah diperoleh selama di mabna, tetapi dengan berjalannya waktu, hal yang sangat disayangkan terjadi yaitu kegiatan-kegiatan tersebut sangat sepi peminat, karena sebagian besar penghuni merasa bukan kegiatan yang diwajibkan, dan hanya beberapa anggota HTQ saja yang masih istiqomah bertahan. Hal inilah yang selanjutnya menjadi alasan
utama perubahan GMAA menjadi pondok pesantren, yaitu ingin mempertahankan keistiqomahan dalam beribadah.
Dalam perjalanannya menjadi sebuah pondok pesantren, tidak sedikit halangan yang harus dilalui, salah satu diantaranya bangunan yang belum selesai dan keperluan air bersih yang belum mencukupi. Akan tetapi, berkat keinginan dan niatan yang kuat serta perjuangan yang tidak pernah putus asa, Alhamdulillah halangan tersebut dapat teratasi.
Pondok Pesantren Putri Roudhotul Jannahdiresmikan pada tanggal 16 Juni 2016 oleh KH. Chamzawi dan juga dihadiri oleh segenap pengasuh Ma’had Sunan Ampel Al-aly UIN Malang. Dalam perkembangannya, selain kegiatan sehari-hari seperti shalat jamaah dan tahsinul Qur’an, pondok ini memiliki dua program utama yaitu program tahfidz dan pengayaan bahasa arab dan bahasa inggris.
Untuk memperdalam ilmu agama, di pondok pesantren ini juga terdapat kegiatan diniyah yang dilakukan ba’da shalat maghrib. Diantara materi-materi yang diajarkan adalah fiqh, hadist, tauhid, tafsir, akhlaq, nahwu, dan shorof.
Sistem pendampingan yang digunakan adalah mengadopsi yang telah berjalan di ma'had yaitu pendampingan dan pengawasan dilakukan selain oleh pengasuh juga oleh kakak musrifah. Setiap musrifah bertugas mendampingi sekitar 10 sampai dengan 15 santri. Pendampingan tersebut meliputi ibadah, akhlak dan program diniyah.
Asrama pondok
ASRAMA : Jl. Joyosuko Metro IV Kavling 17 Malang